Keluarga
Ramah Anak, PenyokongSekolah Berkarakter
Pendidikanadalahinvestasimasadepanuntukmenyiapkansumberdayamanusia
yang berkualitas.Parapakarumumnyaberpandanganbahwapendidikanmerupakan proses
pengembanganpotensiindividu, pewarisanbudaya, daninteraksiantarapotensiindividudenganlingkungannya. Karenaitu,
pendidikanhendaknyaberorientasidan demi
pengembanganpotensisertakemampuananakdalamrangkamemeliharadanmeningkatkanmartabatmanusia
(human dignity),yaitumanusia yang memilikikecerdasan (intelligence, spiritual, emotional) untukmenjalanikehidupannyadenganbertanggungjawab, baiksecarapribadi, sosial, maupunprofessional.(http://alislamiyah.uii.ac.id/2014/06/17/strategi-pendidikan-anak-usia-dini-dalam-keluarga/.
(human dignity),yaitumanusia yang memilikikecerdasan (intelligence, spiritual, emotional) untukmenjalanikehidupannyadenganbertanggungjawab, baiksecarapribadi, sosial, maupunprofessional.(http://alislamiyah.uii.ac.id/2014/06/17/strategi-pendidikan-anak-usia-dini-dalam-keluarga/.
Sejalandenganhal di atas, pendidikansaatinimenjadihal
yang
perludiperhatikandenganporsilebihkuat.Pendidikanuatamdanutamayaitukeluarga.Keluargamenjadi
focus sumberpenyebaran”virus” beragamkeilmuan. Dari sanalah,
performaseoranganakakanbisadilihat. Jadi, ketikakeluargamenjadisekolahpertama,
maka di lingkungnadansekolahformalnyamenjadi instrument penilaian yang
sangatindependen.
Banyakperilakusiswa di
kelassangatdipengaruhiolehperilakudanhasilpendiidkan di keluarganya.Maka,
perluupayamembumikanpendidikanusiadini di keluagra. Orang
tuatidakbolehabaidenganperkembangansertapertumbuhananaknya.Karenahasilutuhnya,
performadankarakteranakakandilihatoranglain.
Fakta yang mencengangkansaatini,
justruberbalikdengankemauanorangtuadankerjakerasorangtuadalammendidik di
rumah.Misalnya, saatpertamasiswamasuksekolahterlambat, saatinibanyak yang
beralasankarenakesiangan, macetdansebagainya.Hal
inibisadisinyalirorangtuakurangtanggapdenganpolahidupdanperilakuanaknya di
rumah.Dengan alas anmulia”saying” makasemua yang dilakukananak,
dinilaiwajardanbiasasaja. Dampaknyaluarbiasa, takjarangsiswa yang
saatiniterjangkitbudaya “efobia”, sukalebihinstan,
kurangpercayadiridansebagainya. Celakanya, narkobadan free seksjugamenjadi
virus yang rentandideritasiswa.
Dengandemikian, upayasekolahramahanak
yang selamainidigalakkanbeberapasekolah, perludidukungkeluargaramahanak.Pasalnya,
saatinicukupbanyakkeluarga yang sebenarnyatelah”tumbang”
tidakmemilikilandasankeharmonisan, kejujuran, pendidikan yang baik.Hal
iniBisajadi, pendidikanbagisebagianorangtuakitahanyatanggungjawab guru di
sekolah.
Padahalpendidikanusiadini yang
saatinidigalakkanmencobamembukasegmentasimasyarakat yang
memangmaumeningkatkanpendidikan. Usiadinimenjadi golden age (usiaemas) bagianak
di keluarga. Jikakondisihubungankekeluargaan di suatukeluargaharmonis,
makaakanberdampakterhadapharmonisnyaperangaisianak di luarrumah.
Salah
satuunsurperkembangansosialadalahperkembangankepribadian.Peran orang
tuaadalahmenyediakanbanyakpeluangbagianak-anakuntukmembangunkepercayaan,
membuatberbagaimacampilihansertamerasakansuksesdaripilihan yang merekabuatsendiri.Selainitu,
membantuanak-anakuntukmengenalikebutuhandanperasaanmerekasendirimerupakanhal
yang penting di
dalammembangunkepercayaananak.Anakharusmerasakanbahwagagasannyaadalahgagasan
yang baikdan orang lainmenghormatigagasanitu.
PadmonodewomenyitirpenjelasanPartendaribukunya Social
Participation among Preschools Children bahwatingkah-lakusosialanaktamankanak-kanakketikasedangbermainbebasadalahsebagaiberikut:
(a) Tingkahlakuunoccupied atautidakmenetap:Anakhanyamelihatanak
lain bermain, tetapitidakikutbermain. Iamungkinberdiri di sekitaranak lain
danmemandangtemannyatanpamelakukankegiatanapapun; (b)Tingkah-laku “onlooker”. Anakmenghabiskanwaktudenganmengamati.Kadangmemberikomentartentangapa
yang dimainkananaklain, tetapitidakberusahauntukbermainbersama;
(c)Bermain soliter. Anakbermainsendiridenganmenggunakanalatpermainanberbedadenganapa
yang dimainkanolehteman yang ada di dekatnya.
Merekatidakberusahauntuksalingbicara; (d) Bermain paralel. Anakbermaindengansalingberdekatantetapitidaksepenuhnyabermainbersamadengananak
yang lain. Merekamenggunakanalatmainan yang sama, berdekatantetapidengancara
yang tidaksalingbergantung; (e) Bermain asosiatif. Anakbermaindengananaklaintetapitanpaorganisasi.
Tidakadaperantertentu, masing-masinganakbermaindengancaranyasendiri-sendiri;
(f) Bermain kooperatif. Anakbermaindalamkelompokdimanaadaorganisasi.adapimpinannya.
Masing-masinganakmelakukankegiatanbermaindalamkegiatanbersama, misalnya main
toko-tokoan, atauperang-perangan.
Karakteristik yang lainberkaitandengan “irreversibility”, yaituketidakmampuananakmengikutisatupemikirandankembalilagipadatitikawalpemikirantersebut.
Anaksecara mental tidakdapatmemahamipenalaran yang ada di
belakangsoalmatematika yang sebenarnyakebalikannya (4 + 5 = 9, 9 – 5 =
4).Selainitu, anakmengalami “perceptual centration” (pemusatanpersepsi). Biasanyaanakhanyaberkonsentrasipadasatuciridanmengabaikancirilainnya,
karenapadawaktu yang bersamaantidakdapatmengkoordinirinformasi yang
diperolehdariberbagaisumber.Pemusatandihubungkandenganklasifikasi, pengurutan,
dantugas-tugas lain yang sepertiitu.
Sigmund Freud,
pendirialiranpsikoanalisis, menyebutpadamasa 3-5 tahundengantahap phalik. Selamatahapperkembangankepribadianini,
yang menjadipusatdinamikaadalahperasaan-perasaanseksualdanagresifberkaitandenganmulaiberfungsinya
organ-organ genital
Dengandemikiansangatjelasbahwaanakusiadinimemilikikesempatan
yang laurbiasa, untukmendapatkanasupanpendidikannilailuarbiasa pula.Makakeberadaandanperanorangtuamutlakdiperlukangunamenyiapkanstoksiswa
yang ramah.Ramah di keluarga, ramah pula di sekolah.Jadi, hal yang
mustahiljikasekolahramahanakanakbisategak, tanpadukungandarikeluarga.
Fenomenaperilakusiswa di
kotabesarmisalnyalebihekspresifdanbisadilihat.
Baikperilakumenyimpangmaupunperilakupositifnya.Takjarangsiswa yang
karenamemilikibekal minim darikeluarganya, mudahdipengaruhitemannya.Misalnya,
aksitawuranantarsekolah, pemalakkan, buyling, narkoba, dansejenisnya.Semuaitu,
bisadicegahsecaraprefentifdenganmelibatkanperankeluarga.Masalahnya,
keluargamana yang mauterlibatsecaraaktifgunapendidikansekolahramahanak?
Jika di
rumahorangtuamampumengontrolperilakuanaknya, tapiketika di sekolah,
makasiswaakanmerasaadaruangwaktulebihluasgunamengekspresikanperasaanya.
Karenatidakadaarahan yang tegas, makabisasajaekspresitersebutkebabalasan.Akhirnyabisaterjadiperilakumenyimpang
di sekolah.
Padahalkalaukitaberpikirlogisbahwakeluargasebenarnyamenjaditempatbelajar
yang pertamadanutama. Hanyasaja, adabeberapakeluarga yang
belumsiapmenjadisaranapendidikan moral bagianaknya.Kasusperceraian,
masalahekonomi, keamanandansebagainyaturutmenjadi factor penghambatpendidikan
di keluarga.
Apabilaorangtuasudahsiapmenjadi guru
bagianak-anaknya di rumah, dankeluargajugasiapmenjadisekolahbagianaknya,
makaakanlahirbibitunggul. Di keluarga, siswasejakusiadiniditanamkannilai,
antara lain religiusitas, tanggungjawab, pengetahuan, dan social.
Sejakusiadinipendidikan spiritual menjaditahappertama.
Misalnyaorangtuamembiasakanberdoakepadaanaknyasebelummelakukanaktifitas di
rumah.Jugamembiasakanmelakukanaktifitasibadahsecarakontinusehinggaanaksejakdinimelihatitusecarariil.Apa
yang dilihatdandirasakanmelaluipembiasaanibadah, akanmenjadikarakteranak.
Bahkanakanmenjadinilai plus di sekolahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar